![]() |
| Tafsir Surah Al-Isra |
Derajat tertinggi setelah kenabian adalah derajat “Siddiqiyyah”, derajat itu pertama kali disematkan oleh Nabi Muhammad Saw kepada sahabatnya yang mulia, Sayyidina Abu Bakar. Asal muasal gelar Assiddiq ini disebutkan dalam hadis Ibnu Abbas (Tafsir al-Munir hal.519).
Sepulang dari perjalanan isra’ mi’raj, Nabi Muhammad Saw menceritakan peristiwa itu kepada penduduk Makkah, namun mereka tidak mempercayainya, sebagian dari mereka datang menuju rumah Abu Bakar, “Wahai Abu Bakar, teman kamu bercerita bahwasannya dia baru saja datang dari Masjidil Aqsho di Palestina, apa kamu percaya?” tanya mereka.
“Kalau memang temanku bercerita demikian, maka temanku ( Rasulullah Saw) pasti benar,” jawab Abubakar.
“Kamu mempercayai ceritanya itu ?” tanya mereka lagi
Sayidina Abubakar dengan tegas menjawab, “Sungguh aku percaya persitiwa yang lebih dahsyat dari itu, aku menerima dan percaya kalau beliau sebagai utusan Allah Swt, Kita sudah percaya turunnya wahyu dari langit ke bumi dalam sekejap, yang jaraknya lebih jauh daripada Makkah ke Palestina.”
Kemudian Abu Bakar mendatangi Rasulullah Saw untuk mendengar langsung peristiwa Isra’ tersebut, Beliau Saw pun menceritakan dengan detail peristiwa yang telah dialaminya, setiap satu kejadian diceritakan Abu Bakar selalu berkata: “Shodaqta (engkau berkata benar)”
Ketika Rasulullah Saw selesai dengan ceritanya, Sayyidina Abu Bakar memandangnya seraya berkata: “Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah swt yang benar dan jujur.”
Rasulullah Saw membalas dengan perkatan yang sangat indah dan hebat: “Dan aku bersaksi bahwa engkau adalah ‘As-Siddiq’ (orang yang benar-benar percaya)”.
Sumber : facebook Bangkit Adhani

EmoticonEmoticon