Selasa, 03 Oktober 2017

Untuk Orang Tua, Tahanlah Diri Terhadap Permintaan Anak


Umiii mau jajaaaan...umi mau jaajaaan..awalnya rengekan gitu kan...trus mulai nangis pelan..lama-lama nangis kejeerrrrr.

Gimana reaksi yang dialami oleh orang tua?
Fyuh lelah hayati, bang..Kalau ga sabar...sabar atau sedang capek..mendengar anak nangis, ingin rasanya..gimana nih anak bisa segera diam, begitu bukan?
Ini kejadian baru saja, saat awalnya saya harus ke mini market untuk membeli sesuatu. hampir 1jam sepanjang jalan dari mini market nangis dimotor, sampai saya harus menjemput kakaknya disekolah. Lama-lama karena kecapekan kemudian berhenti juga tangisnya. Alhamdulillah LOLOS juga nih ujian. Demikian batin saya dalam hati.

Kalau saja ini hari snack time ( istilah yang Abah berikan untuk anak balita ), tentu permintaan batita ini gak akan SULIT untuk langsung saya iyakan, dan boleh memilih sesuai ketentuan.

Masalahnya, ini BUKAN hari snack time...Dadakan saya terpaksa pergi ke mini market, dan harus ngajak anak, mau ga mau harus SIAP mendengar segala ocehan permintaan..

Alhamdulillah, sejak anak no.1 saat masih balita, kami dapat kesempatan dan sudah mulai membekali diri dengan ILMU. Belajar mengasuh dan mendidik anak melalui kelasnya Abah Ihsan Official. Jadi soal adanya rengekan, tangisan kejar anak tiap minta suatu hal asli gak akan pernah mempan.

Pernah disaat banyak ibu-ibu ramai sedang duduk, anak batita no.4 merengek...umi, jajan..umi jajaaan...biasa donk yaa, anak mulai MENGUJI orang tua. Seberapa lengah, akhirnya akan TERPAKSA menuruti. Mungkin yang ada dalam benak anak, ehm..kayaknya akan DIBOLEHKAN nih jika minta nya dihadapan orang banyak.

Saat anak mulai minta, maka ga perlu banyak omong : Maaf ya nak, ini bukan hari nya dapat snack time. Lagian ada kue dan susu dirumah. Nanti ya..Sabar, kita akan makan dirumah.

Buat ibu-ibu yang sama sekali gak paham atau kenal dengan baik sama saya, langsung nyeletuk. Ya ampun, mi..emang berapa sih jatah jajan nya?
sekitar 2000-5000 senin, rabu, jumat..kata saya menjawab. Inipun istilah jajan ke warung/minimarket baru terpaksa diadakan saat batita no.4 mulai usia 3thn, karena kakak yang besar diatas 7thn mulai menerima uang saku dalam sepekan sekali. Dan seringkali adik melihat, betapa bahagianya kakak bisa memilih yang disukai. Sedangkan aku kapan donk bisa memilih?

Rupanya keinginan memilih itu merupakan hal yang baru dan MENARIK baginya. Datang ke warung/mini market..kemudian orang tua yang pilihkan 3 jenis mana yang diperbolehkan. Silahkan anak bisa memilih salahsatu diantara ketiganya. Usia balita ke warung/toko itu wajib ditemenin/dianterin yaa.

Dulu saat anak kami no.1 dan 2 belum ada istilah SNACK TIME bisa memilih ke warung. Sudah disediakan dirumah, mereka boleh memilih saat sesuai hari nya.

Lanjut ya..Udah sih 2000 doank, kasih aja..kasian kan anaknya NANGIS...gitu kata teman saya mencoba merayu, membujuk.

Jawab saya : ya ga apa2 anak saya nangis, itu memang IKHTIARnya anak ke orang tua, kok.

Kalau anak-anak saja bisa sabar melakukan ikhtiar atas permintaannya/keinginan. Masa iya saya ga bisa SABAR menahan diri dari menolak permintaan seorang anak kecil yang sedang dilatih.

Permintaan yang awalnya diTOLAK kemudian berubah jadi MENURUTI, sungguh membahayakan jiwa anak, wahai orang tua.

Lisan orang tua besok-besok pun akan mulai tidak akan diPERCAYA. Karena anak belajar, awalnya mamah/ayahku nolak tapi ujung2nya juga akan menuruti kemauanku. Itulah yang akan DIPELAJARI dalam benak anak.

Kalau hari ini permintaannya masih sebatas jajanan 2000, dan kita melanggar kesepakatan, apakah menjamin keesokan harinya kita akan sanggup MENOLAK permintaan anak yang jauh lebih BESAR?

Terlalu banyak kisah disekitar kita, anak-anak yang MAMPU MENGENDALIKAN kedua orang tua, mampu MEMBUAT orang tua TIDAK BERKUTIK untuk menolak.

Kalau hari ini hanya pakai TANGISAN, siapa yang menjamin besok gak MENGANCAM pakai pisau ke diri orang tua?

Ini banyak..Naudzubillah, semoga tidak akan pernah terjadi di keluarga kita yaa..

Bersabarlah menahan diri untuk selalu mengiyakan semua permintaan anak. 
Kuncinya tidak dalam keadaan/kondisi yang LELAH, mampu berfikir terlebih dahulu apa dampaknya dari KEBIASAAN mengiyakan permintaan anak tersebut.

Jika anak, meminta sesuatu. Pikirkan dulu, apakah ini akan kita TERIMA/ TOLAK. Gak usah terburu-buruk nolak. Kalau sekiranya permintaan termasuk jarang, masih masuk akal, dan logis kenapa ngga buat di IYAKAN. Anggep aja HADIAH. Tetapi nggak keseringan.

Namun jika permintaan itu sudah kategori berlebihan, terlalu sering diminta, atau permintaanya berupa jajajan yang gak baik untuk kesehatan. Silahkan diTOLAK.

Nah ketika orang tua sudah mengambil KEPUTUSAN, maka selanjutnya orang tua harus siap dengan segala RESIKO yang mungkin saja anak akan lakukan. Gak boleh pantang mundur kebelakang, mengubah keputusan awal.

Semakin anak terlatih memahami BATASAN dan paham akan KESEPAKATAN semakin yakin anak akan perilaku orang tuanya. Orang tua mereka itu KONSISTEN. Sehingga rengekan, tangisan akan mulai berkurang seiring bertambahnya USIA anak.

Tapi inget loh ya, ketegasan yang dibangun bersama anak harus diawali dengan membangun KEDEKATAN. Dan jika itu tidak/belum terjadi, maka hubungan orang tua dengan anak akan terasa GARING. Demikian sharing yang pernah kami dapatkan di kelas-kelas pelatihan bersama abah Ihsan.

-Nurliani
masih ikhtiar dan terus belajar


EmoticonEmoticon