Sabtu, 22 April 2017

Mukjizat Zakir Naik

Zakir Naik (Sumber : Indowarta)
Zakir Naik datang atau tidak, Indonesia pasti ribut. Momentum sekecil apapun kalau sudah viral di internet imbasnya pasti besar. Kata Cak Nun, kita ini sebetulnya sedang menguasai informasi atau telah dikuasai informasi? Silahkan Anda menilai hidup Anda sendiri soal pertanyaan ini sambil ingat ingat prilaku kita terhadap media sosial, internet dan sejenisnya.

By the way, karena pemberitaan seputar Zakir Naik terus menerus muncul di time line saya, sepertinya memang ada hal menarik dari cara manusia asal India ini dalam berdakwah. Terutama soal 'tantangan' yang dilakukan oleh Zakir Naik seputar pertanyaan agama.

Pertama, kalau dipikir pikir sebetulnya apa yang disebut dengan istilah 'mukjizat' itu adalah tantangan atas pertanyaan dan pembuktian akan suatu kebenaran. Kata mu'jizat, kata aslinya terambil dari kata i'jaz yang maknanya adalah sesuatu yang mematahkan. Kalau Nabi Musa dahulu ditantang oleh para dukun suruhan Fir'aun dengan ditakut takuti dengan ular maka para ular jadi jadian itu dijawab oleh Musa atas perintah Allah dengan menghadirkan ular juga yang lebih besar yang berasal dari tongkatnya. Ular jadi jadian itu 'dipatahkan' oleh mu'jizat Nabi Musa saat itu. Begitu juga Nabi Muhammad yang sampai hari ini al Qur'an menantang makhluk manapun bukan hanya manusia untuk membuat ayat serupa dengan al Qur'an. Ternyata terbukti bahwa al Qur'an sampai hari ini dan seterusnya tidak satupun manusia yang dapat mematahkannya.

Sampai disini sepertinya apa yang dilakukan Zakir naik merupakan realisasi dari apa yang sudah al Qur'an lakukan. Toh di dalam banyak pertanyaan yang ditanyakan kepada Zakir Naik juga sebagian besar mempertanyakan kebenaran agama Islam itu sendiri. Kalau dipahami, sebetulnya betapa Islam sangat terbuka untuk dipertanyakan kebenarannya bagi siapapun yang ragu. Apakah agama lain berani melakukan hal ini?

Kedua, banyak orang berpikir bahwa apa yang digelar oleh Zakir Naik merupakan 'pelecehan' atau semacam 'gangguan' terhadap agama lain. Hal ini sepertinya mafhum bahwa Zakir Naik sebagai seorang muslim yang sangat percaya agamanya yang di dalam kitab suci al Qur'an secara jelas dan tegas mengatakan bahwa Nashrani dan Yahudi adalah orang orang yang sesat. Kalau Anda seorang muslim mestinya Anda harus percaya apa yang dikatakan al Qur'an.

Agama dan beragama memang bukan untuk dipertandingkan namun andai Anda yakin bahwa Anda memiliki sesuatu yang benar dan menyelamatkan manusia pastinya Anda mengajak orang lain yang tersesat agar mengikuti Anda dan Anda sangat terbuka untuk berdiskusi dan untuk silahkan dipertanyakan kenapa Anda sangat yakin dengan apa yang Anda pegang kebenarannya sedangkan mereka dalam kesesatan. Itulah dakwah.

Sejauh ini saya kira Zakir Naik sangat mengerti batasan sehingga Ia tidak memaksa orang lain dengan menghina sesembahan dan Tuhan mereka karena hal itu memang dilarang oleh al Qur'an. Anda boleh berdebat asal tidak menghina, boleh berargumentasi asal tidak menyakiti keyakinan orang lain, silahkan mempertanyakan al Qur'an dan isinya bila ragu, silahkan bawa data agama lain kemudian kita sama sama membahasnya.

Zakir Naik yang kebetulan ia hafal dan mengerti banyak isi kandungan kitab agama lain yang dengan begitu ia objektif dan mengerti betul alam pikir penganut agama itu sehingga ketika ia menjawab tidak dengan prasangka dan kira kira semata. Menurut saya, yang dilakukan Zakir Naik sangatlah fair, terbuka, siap dihujat dan dipertanyakan seperti halnya al Qur'an yang sampai hari ini masih terus menantang Anda semua untuk menandinginya.

Di tangan Zakir Naik sudah banyak orang yang awalnya kafir menjadi muslim sedangkan di tangan kita, saudara sesama muslim menjadi kafir karena kita kafir kafirkan dia setiap hari..

Sumber : FP Wali Songo, dari Sirlbrahim


EmoticonEmoticon