Ada sebagian sahabat yang mempermasalahkan tradisi bermaaf-maafan di hari Lebaran. Katanya, nabi tidak pernah mengajarkan bermaaf-maafan pada hari Lebaran. Bermaaf-maafan itu bisa kapan saja, tidak mesti ketika Lebaran.
Saya tanya kepadanya, "Antum pernah ikut taklim?"
"Pernah," jawabnya, "seminggu sekali setiap hari Rabu."
"Apa Rasulullah SAW pernah mengajarkan kita belajar setiap hari Rabu? Bukankah belajar bisa kapan saja?"
"Soalnya hari itu kawan-kawan banyak yang kosong. Jadi bisa banyak yang hadir ke majelis taklim."
"Nah, begitu juga dengan Lebaran. Di hari Lebaran, orang-orang dari kota pada mudik ke desa. Yang biasa sibuk juga sedang libur kerja. Waktu seperti itu sangat tepat untuk silaturahmi dan bermaaf-maafan. Kalau bermaaf-maafkan di hari Lebaran adalah bid'ah, maka bid'ah yang kami lakukan lebih ringan dari yang Antum lakukan. Kami hanya melakukannya setahun sekali, sedangkan Antum melakukannya setiap minggu sekali."
Copas dari ust. Jauhar Ridloni Marzuq
EmoticonEmoticon