Yuhuuu.....apa sih yg jadi pokok persoalan negara-negara timur tengah itu sensi ke Qatar? Okay, bungkusnya sih Qatar dianggap pro ke kelompok terorisme dan ekstrimis dg financial support. Yakin? Ada bukti? Sumir kan? 😁
Terus Eyang Salman cs pakai metode 'pokoknya' Qatar kudu manut. Sasaran utamanya sih nutup Al Jazeera, dia mah. Gimana coba? Al Arabiya, kantor berita milik Saudi Arabia, kalah pamor bos. Ya secara tidak langsung, itu tanda degradasi pengaruh Saudi Arabia di negara-negara teluk. It's all about business baby. Media biz....multi billion dolar biz dan krusial saat ini dan masa depan.
Dengan 13 prasyarat yg diajukan Saudi Arabia cs untuk upaya rekonsiliasi dg Qatar. Menlu Qatar sih udah bilang, poin-poin yang diajukan itu jelas memang untuk ditolak dan tidak dapat dinegosiasikan. Kenapa? Lha wong piye to, kata Lik Rex Tillarson si menlu AS, points of negotiations itu harus terukur, realistis dan dapat dibuktikan. Lha ini tidak je. So, kumaha atuh? Liyeur euy!
It's all about energy? Mostly about gas? Yep. Tapiiiiii.....itu cepat akan segera settle down lah yaaa. Qatar sudah punya fix buyer dengan jumlah besar, India. Dan baru saja made a great deal dg Prancis dan Iran untuk urusan gas di perbatasan Iran-Qatar. Nah lho....puyeng toh AS dan juga Saudi Arabia cs. Xixixixi!😁
Okay, leave it masalah klasik itu sejenak. Kita endapkan dulu yang soal energy sector ini. Let's get to the core problem untuk saat ini. Kita menuju duduk permasalahan utamanya ya. Shall we? 😉
Qatar sejak tahun 2015 melakukan transformasi besar-besaran untuk negaranya. Bangsa yang cepat dan kreatif adalah bangsa yang unggul. Kini era informasi dan teknologi. Faktanya, ekonomi Qatar itu ditopang oleh pekerja migran yang sebagian besar adalah blue collar yang memiliki akses terbatas pada ICT. Nah, Qatar kemudian membuat kebijakan "Better Connections Program" yang digawangi oleh 2 kementerian: 1) kementerian transportasi & komunikasi; 2) kementerian administrasi pembangunan, tenaga kerja& permasalahan sosial.
Dari program itu ya kawan-kawan, lihat deh penetrasi Internet di Qatar. Wooohoooo...gak salah. Tertinggi di kawasan teluk. Di tahun 2015 ada di 92.9% dari total penduduk dan naik jadi 96% di tahun 2016. Hebatnya lagi dengan fokus pada 5 pilar dalam Better Connection Program: 1) memperbarui komputer dan software yg ada; 2) menyediakan fasilitas kamp akses & pelatihan IT; 3) menyediakan free internet bagi semua lapisan msy; 4) mengembangkan aplikasi dan modul pelatihan ICT spesifik untuk masing-masing industri; 5) rekruitmen fasilatator dan trainner ICT melalui program Reach Out To Asia (ROTA) dengan negara counter part utama saat ini adalah INDIA.
Naaah, dengan kegiatan-kegiatan ICT yang langsung dikawal negara itu ya sayang, penetrasi internet diimbangi dengan perkembangan literasi digital yang pada tahun 2016 mencapai 100% dari internet user. Alias internet of everything tercapai dimana internet dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan produktif dan menghasilkan.....bukan hanya sekedar untuk sosmed dan tebar-tebar hoax. Jiakakakaka 😎 Piss ah bro!
Artinya dark web a.k.a website yang berisi segala hal tentang ekstrimis, terorisme, dll itu bisa diasumsikan tidak laku di Qatar. Nah lho....jadi back fire dong ke Saudi Arabia cs? Hehehehe. Penelitian dari Georgetown University, ekstrimis dan terrorist itu muncul lebih dikalangan middle class yang memiliki akses ICT dan pendidikan tetapi tidak memiliki kanal positif untuk menyalurkan eksistensialisme nya karena sistem yang tertutup di negaranya dan mostly sangat corrupt.
Ian Bremmer, Direktur Eurassia pernah menyatakan bahwa tahun 2017 global politik sangat terpengaruh dengan perkembangan ICT di seluruh dunia. Kita sedang mengalami transisi menuju masyarakat informasi secara global. Termasuk Timur Tengah yang cukup gagap menanggapi perubahan jaman ini, kecuali Qatar lho yaaaaaa. Bahkan Qatar pun berani sprint di tahun 2015-2016 hingga menyalip UEA yang selama ini jadi pusat IT Timur Tengah. Hmmm...bisa jadi UEA itu boikot Qatar karena urusan bisnis juga 😂.
Terus kenapa sih ini jadi akar permasalahan? Hehehe, ya jelas dong...Qatar ambisius mempersiapkan diri menjadi smart nation dan menjadi negara Arab Hybrid. ICT kuat, supply dan logistik SDM IT lancar, efisien dan memiliki jaringan manufaktur kuat dengan bekerja sama dengan India. Gas nya laku, IT nya maju. Yuhuuuu, keren gak sih? Negara-negara teluk yang masih tergantung dengan minyak jelas terancam banget dong pengaruhnya. Hihihi, gak heran kan eyang Salman esmosi jiwa gini sebagai sesepuh teluk. Pokoknya...gak boleh ada matahari kembar di teluk dah!
Hmmm...Indonesia sebenarnya dapat mengambil benefit dari perubahan Qatar kan yah. Indosat Oreedo kan bisa jadi jembatan. Oh well.....just saying lah! 😎
Oleh : Arum Kusumaningtyas
Oleh : Arum Kusumaningtyas
EmoticonEmoticon