Senin, 27 November 2017

Cerita 2 Mahasiswi Cantik Asal China Belajar Bahasa Arab



Dosen PPBA UIN Maliki Malang

Tadi siang, -selepas sholat jum'at-, di kantor PPBA sekitar jam 1 siang ada dua Calon Mahasiswi asal China. Mereka benar-benar nol dalam berbahasa Indonesia. Hanya menguasai 15% bahasa arab, dan 10% dalam bahasa inggris dari kualitas standar seorang mahasiswa/i luar negeri.

Mereka berdua diantar oleh Pak Muallif (beliau adalah Staf Rektorat bagian HI) yang tujuan awalnya adalah ingin bertemu dengan Direktur PPB (Pusat Pengembangan Bahasa) dan Ketua PPBA (Pusat Pengembangan Bahasa Arab) dengan maksud 'menitipkan' dua Calon Maba asal China tersebut untuk belajar Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia di kelas PPBA.

Karena kedua pimpinan kami sedang tidak berada di tempat karena suatu hal, maka Pak Muallif mencari Kantor Dosen PPBA di pojok selatan Gedung C. Saya melihat gelagat dan raut muka kebingungan dari Pak Muallif ini, seakan mencari-cari sesuatu. Karena beliau adalah teman satu angkatan dengan saya ketika S1 dulu, maka saya sapa dan bertanya ada apa gerangan.

Singkat cerita, ia menjelaskan asal-usul sumber 'problem' yang telah saya jelaskan di awal tulisan ini. Nah, karena waktu itu di kantor ada saya dan beberapa Dosen PPBA, maka saya harus menerima dua Calon Maba dari China itu. Tanpa pikir panjang, kawan-kawan Dosen bersepakat secara aklamasi untuk mengusulkan ke Pak Muallif agar dua mahasiswi asal China tersebut ditaruh dikelas saya. Dengan senang hati permintaan tersebut saya terima sebagai amanah dari Pak Rektor.

Alhamdulillah.. Tadi jam dua siang, dua mahasiswi asal China tersebut saya perkenalkan di kelas PPBA saya, C-1 Saintek. Anak-anak didik saya di kelas menerima dengan suka cita dan siap membantu apapun demi kelancaran mereka selama Study di UIN Maliki Malang ini.

Dalam sesi ta'aruf di depan kelas, karena mereka tidak bisa bahasa Indonesia sama sekali, akhirnya saya tanya dengan bahasa arab dan bahasa inggris:

"Min aina 'arofti haadzihil jaami'ah? / How did you know this university?"
Mereka berdua menjawab terbata-bata dengan bahasa arab, dan sesekali dengan menggunakan bahasa inggris yang kental dengan dialek China-nya:
"Arofnaa haadzihil jaami'ah min ustaadzinaa hunaak. Huwa qodiiman ta'allamal 'arobiyyah hunaa. Ustaadzi laisa sinniyyan, lakin huwa thailaniyyun allaadzi yuhaajiru ila as-shiin lintisyaaril lughotil 'arobiyyah. That's why, we came here to learn arabic fii haadzihil jaami'ah. Fii hunaa, fii PPBA".
(Kami tahu Universitas ini dari Guru kami disana. Beliau dulu belajar bahasa arab disini. Guru saya bukan orang China, melainkan orang Thailand yang hijrah ke China untuk menyebarkan bahasa arab. Untuk itu, kami ingin belajar bahasa arab lebih dalam di Universitas ini. Disini, di PPBA).

Masya allah.. Luar biasa tekad dan motivasi dua mahasiswi ini untuk bisa berbahasa arab. Hadits Nabi menganjurkan kita untuk "Uthlubul 'ilma walau bis-shiin", mereka ini malah datang jauh-jauh dari Chine ke Indonesia untuk belajar bahasa arab.

Aneh memang. Terbersit tanya dalam hati kecil ini; "Kenapa mereka lebih memilih ke UIN Malang ya, daripada ke Saudi, Mesir atau Sudan, yang notabenenya adalah Negara Timur Tengah?".

Ah, sudahlah.. Saya hanya ingin memberikan pembelajaran bahasa arab yang terbaik bagi mereka sekarang, agar mereka tidak kecewa datang jauh-jauh ke kampus tercinta saya.


EmoticonEmoticon