Jumat, 05 Januari 2018

Curahan Hati Wanita, 'Pak Ustadz, Coba Pahami Kami!'



Pak Ustadz pada saat ini nggak lupa kan bahwa dalam Islam diajarkan untuk seluruh umat manusia menuntut ilmu setinggi-tingginya?
Pak Ustadz sadar kan bahwa wanita juga merupakan manusia?
Pak Ustadz sebagai orang terpelajar paham kan bahwa dalam membangun generasi penerus harus bisa memberikan pendidikan yang baik?
Pak Ustadz tahu kan bahwa rezeki tiap orang Allah sudah mengatur, bagaimanapun orang tersebut sudah bertawakkal dan berikhtiar?
Pak Ustadz tahu kan bahwa dalam hidup ini memang harus ada pilihan yang dicermati demi kebaikan bersama, tidak boleh sembarang ambil dan menerima?
Pak Ustadz tahu kan, bahwa menikah adalah sunnah dan menuntut ilmu adalah wajib?

Saya perempuan, lulus S1, bekerja dulu baru menikah di usia 25. Saat ini usia saya 26. Suami saya lulusan S2, usianya 3 tahun di atas saya. Kami berniat dan ingin untuk dapat melanjutkan jenjang pendidikan lagi. Salah satu alasan kami bekerja juga untuk dapat mempersiapkan biaya pendidikan kami, selain tentunya biaya hidup pribadi, biaya penunjang rumah tangga, biaya tabungan untuk memiliki anak, biaya tabungan untuk keberlangsungan hidup anak termasuk pendidikannya, serta untuk dapat memberikan biaya bagi orang tua kami.

Apakah lantas dengan status menikah, saya dan suami menghasut teman2 yang lain untuk segera menikah? Tidak. Karena kami tahu, mereka juga mengusahakan yang terbaik untul diri mereka serta keluarga, terutama orang tua mereka.

Pak Ustadz, tidakkah terpikir bahwa dalam studi maupun bekerja, dengan semakin luasnya jaringan silaturahmi, ada kemungkinan memang jodohnya dan yang memang benar terbaik baginya dari Allah SWT akan dipertemukan di lingkungan tersebut?

Apakah tidak terpikirkan, dengan diajarkan bahwa jodoh akan saling menyesuaikan dengan satu sama lain, maka pendidikan tinggi tersebut akan membawa kepada kebaikan?

Tidakkah anda terpikir, bahwa dengan wawasan yang luas dari pendidikan yang tinggi, seorang wanita dapat menjadi ibu yang baik dalam mendidik anak-anaknya?

Saya paham, ustadz bukannya melarang sama sekali bagi wanita untuk berpendidikan tinggi. Tetapi bagaimanapun, jalan hidup seseorang sudah ada Qada dan Qadar, kita tidak bisa serta merta mengatakan seseorang terlalu pemilih, terlalu banyak maunya, apalagi sampai menganalogikan ke perawan atau bahkan perjaka tua. Pada akhirnya, manusia berdoa dan berusaha, Allah lah yang menentukan.

Pak Ustadz, apakah salah memilih pendidikan dan karir? Karena bagaimana pula kita bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan dan biaya yang layak? Persiapan menikah, prosesi pernikahan, dan kehidupan setelah menikah yaitu menjalin rumah tangga juga memerlukan wawasan dan biaya, Pak.
Tidak selamanya juga cukup hanya ada nafkah biaya hidup dari satu pihak, ada kalanya keduanya harus saling membahu dalam keberlangsungan kehidupan rumah tangganya. Terutama, untuk dapat memberikan kebutuhan hidup dan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya.

Mohon maaf, Pak, paham misoginis, meski dibalut dalam sentuhan keagamaan, tetaplah paham misoginis. Selain itu, ada beberapa hal yang bahkan memang tidak sesuai juga dengan apa yang diajarkan agama.

Mohon agar tidak berprejudis juga kepada wanita dengan pendidikan tinggi. Bukankah semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan ada timbal balik yang baik juga kepada sifatnya? Lantas, mengapa harus khawatir dengan akan adanya perlawanan dari pihak wanita/istri? Justru yang perlu dikhawatirkan adalah yang kurang berpendidikan, sehingga kurang dapat menjaga sifat juga, serta bisa berakibat tidak terkelolanya rumah tangga dengan baik.

Setiap orang memiliki prioritas masing-masing, dan pastinya mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk dapat menggapai target. Jalan hidup seseorang adalah pilihan seseorang, setiap orang memiliki hak dan kewajibannya masing-masing, jadi tidak perlu dikomentari ataupun diatur-atur, kecuali kalau sudah jelas bahwa apa yang dilakukannya salah dan/atau tidak baik.

Sekali lagi, mohon agar paham misoginis tidak dikaitkan dan dicampuradukkan dengan agama.
Terima kasih.


EmoticonEmoticon