Ilustrasi |
“Gajinya memang tidak diambil, tetapi tunjangannya pasti diambil. Wong tunjangannya itu lebih besar dari gajinya”. Itulah komentar teman ketika mendengar saya mengungkapkan rasa salut kepada seorang tokoh yang tidak pernah mengambil gaji saat menjabat posisi penting.
Tokoh bersangkutan menggunakan gajinya untuk membiayai kuliah mahasiswa miskin. Karena itu, menurut saya, dia termasuk “orang aneh”. Betapa tidak, di tengah fenomena pejabat yang menggangsir uang negara, dia malah sebaliknya. Tokoh dengan kejujuran dan ketulusan demikian sungguh asing di negeri ini.
Sayang, kejujuran dan ketulusan di zaman ini sering menjadi bahan ledekan. Kita segera mencibir orang-orang yang jujur dan tulus, sebagaimana dilakukan teman tadi. Kita tidak mudah menerima kebaikan, sebelum meneliti keburukannya terlebih dahulu. Kita lebih mudah mencela ketimbang memuji.
Dengan demikian, saya menyimpulkan bahwa di zaman ini, tidak usah Anda berbuat baik kalau motivasinya ingin dipuji orang. Karena, selain mengikis pahala, pujian itu tidak akan pernah Anda dapatkan. Orang modern lebih senang mencela, mencari kesalahan dan kelemahan, ketimbang memberikan pujian atau penghargaan.
Sebab itu, menanggapi kegalauan siapa saja akibat beratnya cobaan berupa lingkungan dan rekan yang selalu menyakitkan, saya bilang bahwa hidup ini ibarat orang naik tangga. Ketika Anda mendapati kepedihan dan kekecewaan dari orang-orang sekitar, yakinlah bahwa Anda memang baru memulai langkah.
Tegaskan kepada diri Anda, ini baru permulaan. Anda tidak akan selamanya berada di tempat itu. Hidup di lingkungan yang tidak waras terkadang memang mengharuskan Anda belajar untuk menganggap "orang gila" sebagai benar-benar orang gila, yang ucapan dan tindakannya, tidak perlu Anda ambil hati.
Yang paling penting, Anda jangan ikut-ikutan berpikir picik. Anda adalah calon pribadi besar. Suatu saat, ketika tiba waktunya, silakan ucapkan good bye. Dan, saat Anda telah sampai di puncak, Anda akan melihat orang-orang picik dan sempit pikiran itu melongo menyaksikan kesuksesan Anda.
oleh : M Husnaini
EmoticonEmoticon