Rabu, 02 Mei 2018

Ketika Ustadz Bingung Mau Nulis Apa

Kok Bingung Mau Nulis Apa?

Beberapa ustadz sering mengeluh kepada saya, bingung mau nulis apa. Saya balik bertanya,"Lho, memangnya antum tidak pernah membaca kitab?".



Jawabannya macam-macam. Ada yang dengan jujur dan polos mengaku, bukannya nggak baca kitab, tapi memang buta huruf Arab, alias tidak bisa bahasa Arab. Apa yang mau dibaca, masak baca terjemahan yang pada ghalat itu?

Ooo, maklum lah. Ustadz belum bisa bahasa Arab

Tapi banyak teman yang jadi ustadz dan lulusan Timur Tengah, lama juga mondok di Arab. Nah yang begini biasanya punya alasan klasik dan rada seragam.

"Afwan, ustadz. Terus terang jadwal ana sudah padat sekali. Tidak sempat lagi buka kitab. Rasanya ingin pumya waktu baca kitab rutin kayak dulu, tiap shubuh atau tiap malam. Tapi mana lagi ada waktu sekarang?".

Ooo, maklum lah. Ustadz sudah sibuk.

Ada lagi jenis ustadz lain. Beliau tiap hari baca kitab. Banyak rujukannya. Tapi bukunya tidak pernah terbit. Rupanya sibuknya bukan menulis buku tapi konsen bikin power-point, buat persiapan ceramah.

Hehe macam motivator saja mengandalkan power-point. Yah, namanya juga power point, ya kekuatannya pada point-pointnya.

Saya bilang, itu file-file powerpointnya diterbitkan saja sebagai ganti dari nerbitkan buku. Tapi tidak pede. Masak buku kok isinya power-point.

So, menulis itu memang tidak semudah menyebutnya. Apalagi rutin. Yang pasti dibutuhkan :

1. Kemampuan yang cukup dalam membaca kitab para ulama.

2. Punya waktu untuk rutin membaca kitab-kitab itu.

3. Punya skill menulis yang lancar dan ajeg, niar tidak gagap dalam menulis atau mogok di jalan.

4. Yang pasti butuh nawaitu super khusus yang adanya dalamm hati tapi muqtarinan bil fi'li. Lafadznya seperti berikut ini :

نويت تأليف هذا الكتاب كل يوم ثلاث ساعات فرضا لله تعالى
الله أكبر

Afwan, tidak ada haditsnya, jangankan yang dhaif, yang palsu pun tidak ada juga.

Oleh : Ahmad Sarwat


EmoticonEmoticon