Minggu, 25 Februari 2018

Yuk, Menganalisa Gerakan Salafi Modern


✍ Oleh: MA.

SETELAH kami membaca & mengkaji semua literatur yang ada mengenai gerakan “Salafi” modern, kami menyimpulkan bahwa harus dibedakan dulu antara Salafi sebagai sebuah manhaj dakwah (kaum revivalis) dengan Salafi modern sebagai sebuah Sekte (aliran sempalan) yang merupakan bagian dari agenda politik internasional.

Begini, Salafi sebagai sebuah manhaj dakwah ialah mereka yang melakukan gerakan kembali kepada pemurnian serta anti kemusyrikan, kekufuran, dan tahayyul. gerakan keagamaan yang menggaungkan dakwah Tauhid dan Sunnah serta menjadikan Syariah Islamiyyah sebagai sistem kehidupan. tokohnya yaitu AL-IMAM IBNU TAIMIYYAH kemudian diteruskan oleh Ulama revolusioner ber-mazhab Hanbali di jazirah arab bernama SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB AT-TAMIMI (sebagaimana yang dikatakan Al-Habib Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki Rahimahullah dalam kitabnya Mafahim Tajid An-Tushohhah).

Di indonesia, gerakan ini sudah muncul di zaman Tuanku Imam Bonjol, yang kita kenal dengan sebutan Kaum Paderi. Lalu selanjutnya dipelopori oleh ormas Muhammadiyyah-nya KH.Ahmad Dahlan, PERSIS-nya A.Hassan, dan Al-Irsyad nya Syaikh Ahmad Surkati. lalu dikemudian hari dianjutkan misi itu diantaranya oleh Buya Muhammad Natsir dan Buya Hamka. tak berbeda dengan NU, jika NU mendakwahkan manhaj ahlus sunnah wal jama’ah secara kultural (Syafi’iyyah sebagai mazhab fiqihnya), maka gerakan salafiyyah mendakwahkan manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah secara revival (Tauhid, Sunnah, dan Jihad sebagai kajian utamanya).

Adapun ‘Salafi’ modern dalam artian sekte (aliran sempalan), maka benar bahwa ia merupakan gerakan politik murni. sekte ‘Salafi’ modern yang kini mendominasi negeri-negeri kaum muslimin (termasuk indonesia) sejatinya ialah implementasi dari mazhab murji-ah gaya baru yang dikemas dengan doktrin “kembali kepada al-qur’an & as-sunnah”. singkat kata, GERAKAN SALAFI MODERN ADALAH CIPTAAN BARAT YANG KEMUDIAN DIPELIHARA OLEH REZIM-REZIM PENGUASA ANTI ISLAM SEBAGAI LAWAN IKHWANUL MUSLIMIN (IM). ia sengaja diciptakan dan dipelihara oleh intelijen guna melawan militansi gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) disemua negeri-negeri muslim -termasuk indonesia- dalam rangka menjaga eksistensi negara-negara sekuler dengan menjadikan DE-RADIKALISASI sebagai isu utamannya.

Topik utama yang menjadi titik penting untuk dilemahkan oleh gerakan ‘Salafi’ modern ini adalah: AL-WALA’ WAL BARO ’, AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR, DAN JIHAD FII SABIILILLAH. tokoh ulama yang menjadi rujukan utama mereka diantaranya adalah ALI HASAN AL-HALABI dari Urdun/Yordan yang diangkat sebagai staf BNPT di Republik ini, sedangkan da’i-da’i Rodja sebagai fasilitatornya. Kendati di majelis ulama dan dewan fatwa kerajaan Saudi Arabia telah mengeluarkan FATWA RESMI bahwa Ali Hasan Al-Halabi adalah pembawa PEMIKIRAN SESAT MURJI-AH.

Diakar rumput, mereka berhasil menciptakan konflik keagamaan dengan politik belah bambu; angkat yang satu dan injak yang lain. Diantaranya vonis bid’ah dan sesat kepada semua elemen muslim yang tidak sejalan dengan pemahamannya. memvonis kalangan lain yang mengkritik pemerintah dengan sebutan “hizbiyyah”, “khawarij”, “anjing neraka”, dan lain sebagainya, menyebut persatuan ummat dengan sebutan buruk yang amat menyakitkan: “PERSATUAN KEBUN BINATANG”. dsb.

Ustad Farid Nu’man Hasan menyebut mereka “Sholafy” (صلفي) yang artinya tukang bual/tukang kibul. Ustad Harman Tajang,Lc.M.Hi menyebut mereka “Talafi” (تلفي) yang artinya kaum perusak. para alumni 212 menyebut mereka “bonglaf” yang artinya “kecebong nyalaf”. Disebut dengan julukan-julukan demikian mereka tak terima, mereka kejang-kejang bagaikan kepiting rebus. tetapi lisan mereka begitu gampang menjelek-jelekkan orang lain diluar kelompoknya, menghina, dan memberi gelaran-gelaran keji kepada sesama muslim. wajarlah jika pada akhirnya pondok pesantren mereka di aceh mau dibakar massa, kampus milik mereka di surabaya di kepung massa dan mau diruntuhkan, pengajian mereka di berbagai tempat di bubarkan warga, yang terakhir masjid milik mereka di bekukan izin pembangunannya oleh pemda setempat. apakah semua itu karena kegigihan mereka mendakwahkan KEBENARAN ? bukan.. tapi karena jeleknya akhlaq dan adab mereka baik dalam dakwah maupun muamalah kepada ummat islam lainnya ditengah masyarakat. demikianlah faktanya dan semoga bisa jadi pelajaran..

Allahu A’lam.


EmoticonEmoticon